Perintah Meminta Karunia dan Rahmat Allah - Hadits 1543-1546 - Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam
Perintah Meminta Karunia dan Rahmat Allah – Hadits 1543-1546 merupakan kajian Islam yang disampaikan oleh: Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. dalam pembahasan Kitab Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah karya Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah. Kajian hadits ini disampaikan pada 23 Jumadil akhir 1439 H / 11 Maret 2018 M.
Kajian Islam Tentang Perintah Meminta Karunia dan Rahmat Allah – Hadits 1543-1546 – Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah
Nabi kedatangan tamu, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada para istrinya, “adakah makanan yang bisa dihidangkan untuk tamu?”, ternyata tidak ada makanan sama sekali. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a:
Hadits 1543
اللهم إني أسألك من فضلك ورحمتك، ورحمتك فإنه لا يملكها ألا أنت
“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada Engkau karunia dan Rahmat-Mu. Sesungguhnya tidak ada yang memiliki kecuali Engkau”
Tak lama kemudian ada seseorang yang memberikan hadiah berupa kambing bakar. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ini adalah hadiah dari Allah dan kita menunggu rahmat-Nya’”.
Faidah dari hadits ini adalah bahwa:
Pertama, tentang bagaimana kezuhudan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sampai-sampai ketika kedatangan tamu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada istri-istrinya dan ternyata tidak ada.
Kedua, wajibnya menghormati tamu. Namun kata para ulama, sesuai dengan kamampuan. Dalam hadits yang diriwayatkan oelh Bukhari dan Muslim dari hadits Annas bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya memuliakan tamu”.
Faidah ketiga, bahwa menjamu tamu merupakan hak tamu dan itu termasuk menghormati tamu. Bahkan sebagian ulama mengatakan, “jika seorang shohibul bait tidak menyediakan apapun kepada tamu sedangkan dia memilikinya, maka saat itu tamu berhak meminta”. Namun jika hal itu dirasa tercela dan dapat menimbulkan mudhorot, maka sebaiknya jangan.
Keempat, anjuran untuk meminta kepada Allah karunia dan Rahmat-Nya. Karena kita sangat butuh kepada keduanya. Diantara karunia Allah adalah rejeki yang halal. Diantara rahmat Allah adalah hidayah, taufiq dan diberikan kekuatan kepada kita untuk beramal shalih.
Kelima, bahwa rejeki yang halal adalah karunia Allah yang Allah berikan kepada seorang hamba. Maka ketika kita diberikan rejeki yang halal, Alhamdulillah. Itu artinya karunia yang Allah berikan kepada kita.
Faidah keenam, seorang hamba selalu berusaha mencari dan menunggu ramhat Allah. Dan tentunya bergembira dengan karunia dan rahmat Allah itu lebih berhak. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
قُلْ بِفَضْلِ اللَّـهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ ﴿٥٨﴾
“Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan“. (QS. Yunus[10]: 58)
Artinya, bahwa harta-harta yang melalaikan dan membuat seseorang tertipu jika dibandingkan dengan karunia Allah dan RasulNya tidak ada apa-apanya.
Oleh karena itu seorang mukmin merasa gembira ketika mereka diberikan ketaatan, kemampuan untuk beribadah, puasa, pergi ke Masjid, ini karunia yang besar disisi Allah subhanahu wa ta’ala. Banyak orang yang tidak merasakannya.
Simak penjelasan lengkap dan download mp3 ceramah agama tentang Perintah Meminta Karunia dan Rahmat Allah – Hadits 1543-1546 – Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/30426-perintah-meminta-karunia-dan-rahmat-allah-hadits-1543-1546-silsilah-al-ahadits-ash-shahihah/